Rabu, 06 April 2016

“Al-qur’an dan Fungsinya”



“Al-qur’an dan Fungsinya”
 
 Oleh :

 Abdulchalid Badarudin




PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
KOSENTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT itu tidak ada yang sia-sia, dan segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti mempunyai definisi dan tujuan untuk apa mereka diciptakan, begitu juga sama halnya dengan Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada baginda Rasulullah SAW pasti mempunyai definisi, fungsi dan juga tujuan.
Banyak sekali perbedaan pendapat dari para ulama dan pakar-pakar mengenai definisi Al-Qur’an baik secara etimologi maupun terminologi. Tapi pada kesimpulannya Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada baginda Rasulullah SAW, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril As, yang di situ Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang resmi. Sama halnya seperti Nashrani dengan Injilnya ataupun Yahudi dengan Tauratnya.
Selain itu Al-Qur’an juga mempunyai banyak sekali fungsi dan tujuan. Salah satu tujuan dan fungsi Al-Qur’an adalah menjadi petunjuk bagi umat manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 9.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا ﴿۹
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal sholih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.

Karena banyaknya perbedaan pendapat mengenai fungsi Al-Qur’an, maka penulis menggunakan dalil dalam Al-Qur’an yang membutuhkan penjelasan yang lebih detail.
Oleh karena itu penulis dengan segala keterbatasan mencoba menguraikan masalah fungsi Al-Qur’an untuk didiskusikan bersama teman-teman seangkatan.

B.       Konteks Pembahasan
Konteks pembahasan makalah ini adalah Al-Qur’an dan fungsinya bagi kehidupan umat manusia.

C.      Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan konteks pembahasan di atas, maka permasalahan dalam makalah ini adalah apa fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan umat manusia?

D.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk menguraikan fungsi Al-Qur’an Qur’an bagi kehidupan umat manusia.

E.      Kegunaan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai sebuah harapan agar makalah ini kelak bisa berguna untuk orang banyak, selain itu ada beberapa harapan penulis tentang kegunaan penulisan makalah ini di antaranya sebagai berikut:
1.     Untuk dunia pendidikan; kiranya dapat memperluas pengetahuan pembaca tentang ilmu agama, khususnya tentang ilmu Al-Qur’an.
2.     Untuk penulis; digunakan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu penulisan makalah ini untuk memperkaya pengetahuan bagi penulis.

F.       Metodologi Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sumber data dari data-data kepustakaan (penelitian literatur) yang diperoleh dari pelbagai literatur buku dan juga sumber data dari data-data yang diambil melalui media internet.
Sedangkan dalam metode penulisannya, penulis menggunakan berbagai metode adalah metode induktif, yakni pembahasan yang dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dari fakta-fakta tersebut dicari generalisasinya (kesimpulan yang bersifat umum).























BAB II
PEMBAHASAN


Beberapa fungsi Al-Qur;an di bawah ini sebagai berikut :
1.   Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-Baqarah 1:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.  

Dalam QS: Al-Baqarah:185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang didesain sedemikian rupa sehingga jelas bagi umat manusia dengan petunjuk itu manusia bisa membedakan mana yang hak dan bathil. Inilah sesungguhnya fungsi Al-Qur’an, yaitu sebagai pedoman hidup umat manusia. Karena itu bila Al-Qur’an dipelajari dengan benar dan sungguh-sungguh maka isi kandungannya akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan berbagai problem hidup.
2.    Al-Qur’an sebagai pelajaran, rahmat dan obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit baik rohani maupun jasmani.
Dalam QS. Yunus : 57:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ  لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿۵۷
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Dalam QS. Al-Isra' :  82:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا ﴿٨۲
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Al-Quran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.

3.      Al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
Dalam QS. Fathir: 31:
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ ﴿۳۱
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) adalah Al-Kitab (Al Qur’an) itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.



Dalam QS. Al-Ma’idah: 48:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٤٨﴾
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

4.      Al-Qur’an sebagai pelajaran dan penerangan.
Dalam QS. Yasin: 69:
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ ﴿٦۹
Al-Quran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.
.
5.      Al-Qur’an sebagai pembimbing yang lurus.
Dalam QS. Al-Kahfi: 1-2 :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا ﴿۱ قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا ﴿۲
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya {1}; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik {2}.

Dalam QS. Al-An’am: 126:
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ ﴿۱۲٦﴾
Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.

Dalam QS. Al-An’am: 153:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿۱۵۳
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Dalam QS. Al-Isra’: 9:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا ﴿۹
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mumin yang mengerjakan amal sholih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.

Dalam QS. Al-Baqarah : 2:

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ﴿۲
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

6.      Al-Qur’an sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya.
Dalam QS. Al Jatsiyah: 20:
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿۲٠﴾
Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya.

Dalam QS. Ibrahim: 1:
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ﴿۱
Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Dalam QS. Al-Hadid: 9:
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴿۹
Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu.

7.      Al-Qur’an sebagai pengajaran.
Dalam QS. Al-Qalam: 52:
 وَمَا هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ ﴿۵۲
Dan tiadalah ia (Al Qur-an), melainkan pengajaran untuk semesta alam.

Dalam QS. Ali-Imran: 138:
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ ﴿۱۳٨﴾
(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.


8.      Al-Qur’an sebagai petunjuk dan kabar gembira.
Dalam QS. Al-Nahl: 89:
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨۹
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

9.      Al-Qur’an sebagai pembanding atau pembeda (Furqan) antara yang haq dan bathil.
Dalam QS. Al-Baqarah: 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿۱٨۵
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

10.  Al-Qur’an sebagai pengajaran / pembentang / penjelas (tibyan) segala sesuatu akan ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia alam dunia dan akhirat.
Dalam QS. Yusuf: 111:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿۱۱۱
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Dalam QS. Ali-Imran: 138:
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ ﴿۱۳٨﴾
(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

11.  Al-Qur’an sebagai tali Allah yang harus diikat kuat dan digenggam teguh dalam hati dan kehidupan, khususnya bersama-sama agar tidak bercerai-berai.
Dalam QS. Al-Zukhruf: 43:
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿٤۳
Maka berpeganglah teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.

Dalam QS. Ali Imran: 102-103:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴿۱۰۲ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿۱۰۳
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (102). Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (103).

12.  Al-Qur’an sebagai tadzkirah (peringatan) bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan terhadap kepemimpinan Al-Qur’an.
Dalam QS. Thaha: 1-4 & 123-124:
طه ﴿۱﴾ مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى ﴿۲﴾ إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى ﴿۳ تَنْزِيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلاَ ﴿٤﴾
Thaahaa {1}. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah {2}; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) {3}. Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi {4}.

Dalam QS. Thaha: 123-124:

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى ﴿۱۲۳ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿۱۲٤﴾
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (123).” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124).

13.  Al-Qur’an sebagai pengawas (Muhaiminun) dan penjaga atas kitab-kitab samawi lainnya, tidak hanya membenarkan masalah aqidah, akan tetapi masalah syariat alamiyah juga. Al-Qur’an juga menetapkan sebagian hukum-hukum dari kitab sebelumnya dan mengganti serta mengubah sebagian lainnya.
Dalam QS. Al-Maidah: 48:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٤٨﴾
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

14.  Sebagai Mukjizat bagi Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melemahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya yang meragukan kenabian dan kerasulan-Nya.
15.  Selain itu fungsi Al-Qur’an yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Sebagai bukti kedua fungsinya yang terakhir paling tidak ada dua aspek dalam Al-Qur’an itu sendiri: 1) Isi/kandungannya yang sangat lengkap dan sempurna; 2) Keindahan bahasa dan ketelitian redaksinya: 3) Kebenaran berita-berita ghaibnya; dan 4) Isyarat-isyarat ilmiahnya.



























BAB III
P E N U T U P


A.   Kesimpulan
Berangkat dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Al-Qur’an merupakan karya yang sangat orisinil. Di dalamnya tidak ada keraguan sama sekali, tidak mengada-ada, tiada kebohongan. Di dalamnya tidak terdapat khayalan seorang penyair, penggubah, musisi dan lain-lain. Gaya bahasanya sangat khas dan memukau, tiada bandingannya dan sangat berbeda dengan syair-syair, tulisan-tulisan atau apapun yang merupakan hasil buatan dan karya cipta dari manusia, jin, malaikat, hewan maupun tumbuhan. Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada baginda Rasulullah SAW sebagai petunjuk, pedoman, pengingat, perintah, kabar baik, peringatan, dan bahkan mukzijat dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabian dan kerasulan-Nya. isi Al-Qur’an itu bersifat universal, bahkan semua ilmu pengetahuan secara garis besar terkandung di dalam isi Al-Qur’an tersebut. Al-Qur’an sama sekali bukanlah hasil ciptaan atau rekaan Nabi Muhammad SAW, yang semata-mata merupakan hasil karya cipta Nabi Muhammad SAW yang kemudian beliau akui sebagai firman dari Allah SWT yang di mana tujuannya hanya untuk menguntungkan kepentingan pribadi Nabi Muhammad SAW, maupun menguntungkan kepentingan Umat-Nya, seperti tuduhan kaum kafir selama ini. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang al-um (buta huruf), sehingga mana mungkin orang yang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis mampu menciptakan sebuah karya agung seperti Al-Qur’an ini, melainkan Al-Qur’an itu murni merupakan wahyu-wayu dari Allah SWT yang berisi firman-firman yang berasal dari-Nya. Jadi tuduhan kaum kafir bahwa Al-Qur’an adalah hasil karya cipta nabi Muhammad SAW selama ini tidak masuk akal sama sekali. Bahkan Allah SWT menantang manusia dan jin untuk membuat yang seperti Al-Qur’an. Terkandung dalam firman Allah SWT pada surat ke-17 yaitu surat Al-Isra’ ayat 88:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا﴿۸۸
Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya (Al-Qur’an), sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.

Al-Qur’an itu murni 100% firman yang berasal dari Allah azza wajala’. Al-Qur’an juga bukan duplikat dari wahyu-wahyu Ilahi (Taurat, Zabur, dan Injil) yang turun sebelumnya, bahkan Al-Qur’an justru melengkapi wahyu-wahyu ilahi yang turun sebelumnya. Bahkan ada juga syari’at-syari’at sebelumnya yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya (Umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW) yang termaktub melalui wahyu-wahyu ilahi (selain Al-Qur’an) yang terkandung di dalamnya yang diganti. Pergantian ini disebabkan karena syari’at-syari’at tersebut sudah tidak relevan diterapkan pada zaman Nabi Muhammad SAW hidup. Sehingga Al-Qur’an menghapuskan syari’at-syari’at tersebut dan menggantikannya dengan syari’at-syari’at yang baru yang sesuai dengan zaman Nabi Muhammad SAW hidup.
Al-Qur’anul-Karim juga merupakan kitab suci umat Islam yang di dalamnya berisi firman-firman yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur sebagai pedoman hidup bagi manusia untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada umat Manusia khususnya kepada umat Baginda Rasulullah SAW yaitu umat Islam yang sekaligus merupakan umat terakhir dan penutup dari umat-umat sebelumnya.
2.   Al-Qur’an memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan manusia, antara lain:
1)      Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
2)      Al-Qur’an sebagai pelajaran, rahmat dan obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit baik rohani maupun jasmani.
3)      Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
4)      Al-Qur’an sebagai pelajaran dan penerangan.
5)      Al-Qur’an sebagai pembimbing yang lurus.
6)      Al-Qur’an sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya.
7)      Al-Qur’an sebagai pengajaran.
8)      Al-Qur’an sebagai petunjuk dan kabar gembira.
9)      Al-Qur’an sebagai pembanding atau pembeda (Furqan) antara yang haq dan bathil.
10)  Al-Qur’an sebagai pengajaran / pembentang / penjelas (tibyan) segala sesuatu akan ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia alam dunia dan akhirat.
11)  Al-Qur’an sebagai tali Allah yang harus diikat kuat dan digenggam teguh dalam hati dan kehidupan, khususnya bersama-sama agar tidak bercerai-berai.
12)  Al-Qur’an sebagai tadzkirah (peringatan) bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan terhadap kepemimpinan Al-Qur’an.
13)  Al-Qur’an sebagai pengawas (Muhaiminun) dan penjaga atas kitab-kitab samawi lainnya, tidak hanya membenarkan masalah aqidah, akan tetapi masalah syariat alamiyah juga. Al-Qur’an juga menetapkan sebagian hukum-hukum dari kitab sebelumnya dan mengganti serta mengubah sebagian lainnya.
14)  Sebagai Mukjizat bagi Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melemahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya yang meragukan kenabian dan kerasulan-Nya.


B.  Saran
Setelah penulis menguraikan makalah ini maka timbul keinginan dari penulis untuk setidaknya memberikan saran yang semoga bermanfaat dan sekaligus untuk mengingatkan orang lain pada umumnya, dan khususnya bagi diri penulis sendiri. Saran penulis di antaranya sebagai berikut:
1.         Sebagai Umat Islam kita wajib untuk membumikan Al-Qur’an dengan cara membaca, memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.. Tidak sebatas pada hiasan rumah.
2.         Hendaknya belajar baca-tulis bahasa Arab agar memudahkan dalam membaca dan memahami Al-Qur’an. Walaupun saat ini huruf Arab bisa dilatinkan ke dalam bahasa Indonesia akan tetapi pada prakteknya nanti, akan ada perbedaan-perbedaan antara huruf Arab yang dilatinkan dan huruf Arab hijaiyyah yang biasanya kita ketahui dengan sebutan Huruf Hijaiyyah. Jika sudah terjadi perbedaan antara huruf-huruf hijaiyyah dengan huruf Arab yang dilatinkan ke dalam bahasa Indonesia maka hal tersebut bisa sangat berbahaya karena akan menimbulkan kekeliruan yang amat fatal yang bisa mengakibatkan kesalahan dalam membaca Al-Qur’an yang ujung-ujungnya bahkan bisa merubah maknanya.
3.         Hendaknya mengajarkan kepada anak-anak kita, saudara dan handai tolan  untuk membaca dan memahami Al-Qur’an agar sedini mungkin menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari.









DAFTAR PUSTAKA





Kementerian Agama Republik Indonesia. 1974. Terjemahan Al-Quran, Jakarta.

Iskandar. 2001. Sistematika Penyusunan Makalah dan Karya Ilmiah. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta











Tidak ada komentar:

Posting Komentar