DESAIN PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM MENINGKATKAN
MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 4 KUPANG
Oleh : Abdulchalid
Badarudin
A.
IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN
Tulisan ini berusaha menggambarkan bagaimana inovasi yang pernah
dilakukan oleh penulis selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4
Kupang. Tentunya inovasi yang dilakukan oleh penulis berangkat dari upaya penulis
mendiagnosis rendahnya motivasi belajar siswa sebagai usaha yang dilakukan
untuk memahami dan menetapkan sejumlah solusi. Juga mempelajari faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara
kuratif maupun secara preventif berdasarkan data dan informasi yang seobyektif
mungkin. Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh penulis selaku
Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Kupang untuk menemukan rendahnya
motivasi belajar siswa adalah bagian dari usaha diagnosis. Perlunya diadakan
diagnosis terhadap siswa karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa di SMP Negeri 4 Kupang harus mendapat
kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan
latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di SMP Negeri 4 Kupang seharusnya memberi
kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan
yang dihadapi oleh siswa, maka penulis berkewajiban dalam menangani siswa
dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Terkait dengan kegiatan diagnosis yang dilakukan oleh penulis di SMP
Negeri 4 Kupang, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosis ada
dua macam, yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis yang mengklasifikasi
dan memunculkan solusi terhadap masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah
merupakan usaha untuk dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh.
Sedangkan diagnosis yang mengklasifikasi masalah merupakan pengelompokan
masalah sesuai ragam dan sifatnya serta memberikan sejumlah solusi yang tepat.
Beberapa hasil identifikasi masalah pembelajaran di SMP Negeri 4 Kupang sebagai
upaya diagnosis penulis adalah:
1.
Siswa kurang
semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
2.
Siswa menganggap
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurang menyenangkan,
3.
Siswa lebih
banyak membolos pada saat pelajaran Pendidikan Agama Islam,
4.
Dalam proses
pembelajaran, siswa kurang aktif dan kreatif dalam melibatkan diri pada
interaksi pembelajaran,
5.
Hasil pree
test dalam rangka menguji daya serap siswa pada setiap memulai pelajaran sangat
rendah.
Beberapa masalah yang dialami oleh siswa di atas secara langsung memberi
dampak negativ terhadap perkembangan belajar siswa. Hal ini berimbas pada
pencapaian perolehan nilai yang dicapai oleh siswa.
Setelah penulis mengidentifikasi beberapa kali, ternyata hal ini disebabkan
oleh cara mengajar Guru Pendidikan Agama Islam, yakni penulis sendiri. Metode,
model, pendekatan, strategi dan teknik pembelajaran yang penulis gunakan selama
ini sudah pernah dilakukan oleh guru mata pelajaran lain dan bukan hal yang
baru bagi siswa sehingga menumbuhkan sikap bosan bagi siswa. Akhirnya penulis
menyadari kelemahan penulis dan memandang kelemahan tersebut sebagai kekurangan
yang harus diperbaiki di antaranya menampilkan cara mengajar yang menyenangkan
siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang didesain sendiri oleh penulis,
yakni mendesain pembelajaran PAIKEM melalui multimedia interaktif.
Untuk memudahkan pembaca memahami secara baik tulisan ini, maka penulis
menyajikan kerangka dasar sebagai gambaran umum sebagai berikut:
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
B.
DESAIN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI MULTIMEDIA
INTERAKTIF
Penulis sendiri
adalah salah seorang Guru yang telah mengantongi sertifikat/piagam pendidikan
dan pelatihan ICT tingkat Nasional. Pada Juni 2010 penulis mendapat piagam
penghargaan sebagai Instruktur ICT melalui pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI di Hotel Aston Bandung-Jawa Barat.
Pada Bulan Oktober 2010 Kementerian Agama Provinsi NTT menyelenggarakan Lomba
Kreatifitas Guru PAI se-NTT dengan tema “KREASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
DAN PAIKEM DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI”. Penulis juga turut
berpartisipasi dalam lomba tersebut sebagai peserta utusan Guru PAI SMP Negeri
4 Kupang, dan meraih juara I. Kemudian pada tahun 2013 penulis juga mengikuti
jenis lomba yang sama dan juga meraih juara I.
Berkat prestasi
yang diraih oleh penulis pada sejumlah lomba di NTT, maka Kementerian Agama
Kota Kupang maupun Provinsi NTT sering mempercayakan Penulis untuk menyajikan
materi pembelajaran PAI berbasis ICT pada kegiatan-kegiatan workshop, seminar
dan lokakarya yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama maupun Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI tingkat Kota dan Provinsi. Jadi, untuk
pengelolaan ICT, penulis tidak berbangga diri, namun penulis cukup menguasai
bidang tersebut, sehingga bagi penulis, penerapan pembelajaran berbasis
multimedia interaktif pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas tidak
menemukan kendala yang berarti.
Desain
pembelajaran PAIKEM berbasis multimedia interaktif yang dilakukan oleh penulis
merupakan sebuah inovasi yang dilatarbelakangi oleh tuntutan menjadi pribadi
yang inovatif dalam proses pendidikan. Inovasi guru dalam proses pembelajaran
sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam memahami materi
pelajaran, Inovasi multimedia interaktif merupakan media rancangan yang mana di
dalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain
sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hardware) yang
difungsikan dalam mengispirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit
komputer lengkap dan LCD. Terbukti pada saat pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, penulis menggunakan media multimedia interaktif, dikombinasikan menjadi
sesuatu yang lebih menarik, sehingga peserta didik semangat dan termotivasi pada
saat pembelajaran berlangsung.
Penggunaan multimedia
interaktif dapat menambah motivasi belajar peserta didik sehingga perhatian
siwa terhadap materi pelajaran dapat lebih meningkat. Seperti halnya media
pembelajaran komputer, dengan lengkapnya program-program komputer dengan
tampilan penuh warna (full colour), musik, dan grafis animasi dapat menambahkan
kesan realisme dan menuntut latihan, simulasi, sangat menarik minat dan
perhatian peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, yang akhirnya bisa
menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik terutama melalui media power
point. Perpaduan komputer dengan program multimedia interaktif dapat menyajikan
pesan atau materi pelajaran sesuai desain atau rancangan yang telah disiapkan.
Desain pesan dapat berwujud audio visual diam, visual gerak atau audio visual
gerak, yang dapat ditampilkan sewaktu-waktu.
Membantu
memudahkan belajar bagi siswa dan memudahkan mengajar bagi guru merupakan
pengalaman nyata yang dialami oleh penulis sendiri. Multimedia interaktif
digunakan tidak hanya memberikan kemudahan tetapi juga objek yang nyata dapat
dipelajari dan sebagai alat bantu yang praktis dan menarik. Belajar dengan
menggunakan media pembelajaran komputer sangatlah menarik bagi siswa karena
dengan menggunakan komputer apalagi program power point siswa dapat mengingat
pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dengan mudah.
Semua indera siswa
dapat diaktifkan. Dengan adanya penggunaan media seperti ini, sebagian siswa
tidak sepenuhnya konsen terhadap tanyangan multimedia interaktif namun mereka
masih mendapatkan informasi dari guru, ataupun sebaliknya ketika mereka fokus
terhadap multimedia interaktif dan kurang mendengarkan guru, mereka tetap
mendapatkan informasi. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
Sebelum pembelajaran berlangsung guru sudah mempersiapkan media pembelajaran,
sehingga pemanfaatan waktu lebih maksimal.
Di bawah ini
penulis menampilkan salah satu contoh desain yang pernah dilakukan oleh penulis
di SMP Negeri 4 Kupang:
|
Untuk mendukung tercapainya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan yang sesuai dengan karakterisitik pokok bahasan di
atas, maka penulis menentukan model, pendekatan, strategi dan teknik yang tepat
dan sistematis. yakni:
Model pembelajaran :
Cooperative Learning
Pendekatan Pembelajaran: Contekstual Teaching And Learning (CTL)
Startegi Pembelajaran :
Jigsaw
Teknik Pembelajaran :
1. Siswa
dikelompokkan ke dalam tim-tim yang terdiri atas 4 siswa;
2. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;
3. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
4. Anggota
dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka;
5. Setelah
selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh;
6. Tiap
tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
7. Guru
memberi evaluasi;
8. Penutup.
Kemudian
didesain melalui multimedia interaktif, yakni:
1.
Tahap persiapan
Yang
dilakukan penulis pada tahap persiapan antara lain:










2.
Tahap Pelaksanaan di Kelas
Pelaksanaan di kelas dengan menjadikan RPP
sebagai rujukan, antara lain:
Fase 1 : Kegiatan pendahuluan, antara lain:
a)
Orientasi; sebagai kegiatan awal pembelajaran yang menyangkut salam
pembukaan, mengecek kehadiran/ absen, mengatur posisi duduk sesuai dengan
pembelajaran, dan mengecek kerapian berpakaian.
b) Apreseasi; sebagai kegiatan awal pembelajaran
yang menyangkut questioning/ bertanya tentang kesiapan siswa,
mengajukan pertanyaan secara komunikatif
terhadap materi sebelumnya untuk menguji daya serap siswa melalui quiz maker, kemudian ilustrasi.
c)
Motivasi; sebagai kegiatan awal pembelajaran yang menyangkut
pemotivasian terhadap siswa dengan menayangkan
video motivasi belajar melalui Windows
Media Player.
Fase 2,3,4 dan 5 : Kegiatan inti, antara
lain:
a)
Penyampaian tujuan pembelajaran melalui slide power point.
b)
Menguraikan materi pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
melalui slide power point,
c)
Penerapan media pembelajaran menggunakan
Leptop, LCD, dan remot Control dan
power point,
d)
Penerapan model pembelajaran Jigsaw di pandu melalui power point,
e)
Pembimbingan; yakni membimbing dan
memberikan arahan terkait bermain peran dengan menampilkan slide power point.
f)
Pelaksanaan evaluasi melalui lembaran pengamatan dan tes lisan
dengan
menampilkan Quiz Maker dan slide power point. Pertanyaan dilakukan
oleh computer dan dijawab pula oleh computer, serta pemberian nilai juga diolah
sendiri oleh computer dengan program otomatis.
Fase 6 : Penutup, antara lain:
a) Memberikan koreksi
dan umpan balik.
b)
Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
menampilkan slide power point.
c)
Memberikan penguatan dengan
menampilkan slide power point.
d) Refleksi
mengenai kegiatan belajar; bermanfaat atau tidak, menyenangkan atau tidak.
e) Memberikan penghargaan untuk menghargai upaya atau hasil belajar
siswa.
f) Menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran berikutnya.
g) Pengayaan;
bagi siswa yang memenuhi KKM
h) Remedial;
bagi siswa yang belum memenuhi KKM
Fakta
yang diperoleh setelah penerapan pembelajaran PAIKEM yang didesain melalui multimedia
interaktif di atas adalah:
1. Memunculkan antusias siswa yang cukup
tinggi, indikatornya antara lain siswa berbicara dengan spontan/ lepas, jelas
dan lancar, berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan, siswa mengikuti
pembelajaran dengan semangat dan antusias, cukup aktif dan disiplin dalam
bermain peran.
2. Siswa
cukup aktif dalam pembelajaran, yakni aktif membaca dan menulis tugas yang diberikan guru, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, aktif memberikan umpan
balik, aktif berbagi
pengetahuan dengan siswa lain.
3. Siswa cukup kreatif menemukan dan memecahkan masalah.
4. Melahirkan
pembelajaran yang efektif, indikatornya adalah siswa menguasai kompetensi yang
telah diajarkan.
5. Pembelajaran
menyenangkan karena siswa belajar sambil bermain.
6. Interaksi
siswa cukup baik dan tidak mengambil
jarak antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
7. Terwujudnya situasi kelas yang kondusif,
8. Melahirkan prestasi belajar yang cukup tinggi bagi siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, indikartornya adalah nilai LKS
siswa pada setiap pertemuan tatap muka di atas standar KKM yang yang telah
ditentukan,
9. Hasil belajar dalam pembelajaran yang didesain melalui multimedia interaktif telah mengubah pola kegiatan pembelajaran yang
biasanya berpusat dari
guru (teacher
centre) menjadi berpusat pada siswa (student centre), sehingga tercapainya
tujuan pembelajaran baik ranah kognitif, afektif, maupun
psikomor.
10. Menumbuhkan
semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.
11. Adanya
hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Selain inovasi di atas, ada
beberapa inovasi yang pernah dilakukan oleh penulis, antara lain:
1. Menampilkan
suara atau video yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Misalnya, dalam
materi pembelajaran tentang Iman Kepada Hari Akhir. Melalui program ini, siswa tidak
hanya mendapatkan pengetahuan materi tersebut, tetapi juga dapat ditampilkan
ilustrasi tentang kiamat sughra dan kubra. Pengalaman penulis, melaui
pembelajaran seperti itu, ternyata siswa lebih mudah memahami dan tertarik.
2. Menggunakan
e-mail untuk mengumpulkan tugas dari siswa.
Sekarang ini yang telah dilakukan oleh penulis kepada siswa di SMP Negeri 4
Kupang. Berbeda dengan sebelumnya dalam mengumpulkan tugas melalui buku atau
kertas. Bisa dibayangkan bagaimana penulis mengajar di 18 kelas. Masing-masing
kelas berjumlah 40 siswa. Berarti ada 720 buku tugas atau makalah yang menumpuk
di bawah atau atas meja guru. Pengumpulan tugas melalui e-mail justru sekaligus mendidik siswa untuk mengurangi global
warming. Kita tahu bahwa bahan baku kertas berasal dari kayu. Artinya semakin
banyak peserta didik menggunakan kertas, maka bertambah banyak penebangan kayu
untuk bahan baku kertas. Tidak salah kalau sekarang hutan di Indonesia semakin
berkurang. Karenanya, peserta didik perlu dilatih untuk mencegah global warming
sekaligus menyelamatkan dunia dengan cara meminimalisasi penggunaan kertas.
3. Menggunakan
mailing list untuk diskusi kelas yang
diajarkan. Melalui mailing list guru dapat membuat grup atau kelompok sendiri,
bisa berupa satu kelas atau satu sekolah untuk berkomunikasi. Di sini penulis menginformasikan
materi pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan ke depan via mailing list. Sedangkan seluruh anggota
grup akan mengetahuinya dalam waktu bersamaan. Saat itu juga siswa dapat
men-download materi tersebut dari rumah atau di mana pun tempatnya asalkan ada
jaringan internet. Selain itu, melalui mailing list guru dapat membuka ruang
diskusi dengan siswa. Selama ini kesempatan bertanya peserta didik masih
terbatas di ruang kelas. Melalui program tersebut, guru dapat membantu masalah
yang dihadapi siswa kapan pun dan di mana pun mereka berada.
4. Menggunakan
web blog untuk pembelajaran di dalam atau di luar kelas. Ketika disebut web
blog, banyak guru bertanya-tanya: mahalkah biayanya? Memang, untuk website yang
komersial, pengguna (user) harus membayar sesuai tarif. Tetapi untuk web blog,
pengguna tidak harus membayar alias gratis. Dibanding fasilitas ICT, web blog
lebih sempurna. Di antara kelebihannya, guru dapat menampilkan semua karya atau
hasil pemikiran yang dimiliki. Guru dapat mengunggah (upload) semua materi
pembelajaran PAI ke website. Melalui media ini siswa dapat belajar tanpa
dibatasi ruang kelas. Tidak hanya materi pembelajaran, tetapi juga latihan
soal, hasil ujian/ulangan atau materi lain yang berhubungan dengan materi PAI. Khusus
hasil ujian, selama ini siswa atau orang tua hanya mengetahui hasil ujian
miliknya sendiri, sedangkan hasil ujian temannya belum tentu tahu. Melalui web
blog, siswa dapat melihat hasil ujian secara keseluruhan. Sehingga, apabila ada
kekeliruan, siswa atau orang tua dapat konfirmasi pada guru tentang mata
pelajaran tersebut.
Dari keempat inovasi pembelajaran
PAI yang pernah dan sedang dilakukan oleh penulis di atas, maka memberikan berdampak
positif pada ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran PAI di sekolah.
Sehingga siswa dalam mengikuti mata pelajaran PAI tidak terpaksa, melainkan
kesadaran diri sendiri. Pengalaman penulis dalam memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran PAI, peserta didik selalu menunggu hal yang baru. Suatu saat,
penulis sengaja tidak menggunaan ICT, peserta didik banyak yang bertanya dan
lebih senang menggunakan ICT.
Selain itu, dengan
keseringan penulis menggunakan ICT dan multimedia interaktif di dalam
pembelajaran, maka secara langsung telah menyebarkan "virus positif"
pada guru mata pelajaran lain sehingga mereka akan melakukan hal yang sama. Memang
masih banyak guru baik di SMP Negeri 4 maupun sekolah-sekolah di Kota Kupang
umumnya masih buta tentang mengoperasionalkan ICT dan multimedia interaktif,
tetapi bukanlah suatu alasan untuk tidak pernah mau mencoba dan belajar agar
terlepas dari berbagai ketinggalan. Last but not least (Tidak ada kata
terlambat) untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar