Rabu, 06 April 2016

Kompetensi Penelitian Dan Pengembangan Pengawas Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Islam



ABSTRAK


Abdulchalid Badarudin. 2016. Kompetensi Penelitian Dan Pengembangan Pengawas Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Islam Di SMP Negeri 4 dan 14 Kota Kupang. Tesis, Program Studi Pendidikan Islam Kosentrasi Supervisi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Pembimbing I Prof. Dr. H. Djunaidi Ghony, Pembimbing II Dr. Drs. Rulam Ahmadi, M.Pd.

Kata Kunci: Kompetensi penelitian dan pengembangan, mutu pembelajaran.

Keunggulan pengawas PAI tingkat SMP di Kota Kupang dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan kadangkala tidak mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait. Ini menyebabkan ruang gerak para pengawas PAI terbatas. Pengawas PAI Kota Kupang sebagai pihak eksternal pengendalian mutu pendidikan pada level satuan pendidikan sering dikesampingkan peranannya dalam proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Bahkan, tidak jarang pengawas PAI menjadi pihak pertama yang patut disalahkan ketika terjadi kegagalan dalam hasil pendidikan. Sedangkan pelaksanaan penelitian dan pengembangan terus berjalan hingga para pengawas PAI tersebut berakhir masa pengabdian/ pensiun.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memberikan interpretasi tentang penguasaan pengawas PAI terhadap berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan, kemampuan pengawas PAI dalam menyusun proposal penelitian pendidikan, pelaksanaan penelitian pendidikan yang dilakukan oleh pengawas PAI, dan bimbingan pengawas PAI terhadap guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui informasi, data, dan fakta secara langsung pada objek penelitian, baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Pendidikan Islam, pengawas PAI tingkat SMP di Kota Kupang, kepala sekolah SMP Negeri 4 dan 14 Kota Kupang, dan guru PAI. Sedangkan data sekunder melalui studi literatur/kepustakaan, atau bahan-bahan tertulis yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti. Analisis menggunakan deskriptif-kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Langkah-langkah dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah collection data, reduction data, dan display data. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan melalui trianggulasi metode, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil pengamatan dengan dokumentasi.
Pengawas PAI tingkat SMP di Kota Kupang telah menguasai dan memahami dengan baik berbagai jenis, metode dan pendekatan penelitian karena keseringan melakukan penelitian. Jenis penelitian yang sering digunakan oleh pengawas PAI dalam melakukan penelitian adalah kualitatif dan penelitian lapangan, sedangkan pendekatan yang sering digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengawas PAI tingkat SMP di Kota Kupang cukup memahami dan menguasai cara menyusun proposal penelitian. Telah banyak literatur yang telah dikuasai oleh para pengawas PAI Kota Kupang sehingga persoalan penelitian dan pengembangan bukan hal yang baru bagi pengawas PAI Kota Kupang. Pengawas PAI intens melakukan penelitian dan pengembangan di sekolah binaan. Dikarenakan pengawas memiliki tanggung jawab atas sekolah binaannya, maka ia perlu melakukan refleksi terhadap perkembangan sekolah binaannya. Guru PAI belum memahami PTK yang memunculkan motivasi bagi pengawas PAI untuk membimbing secara langsung kepada guru PAI, baik bimbingan secara individu maupun melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Kupang dan MGMP. Implikasi dari penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh pengawas PAI adalah memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan mutu pembelajaran PAI di sekolah melalui penelitian dan pengembangannya. Pengawas PAI harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis terhadap guru. Selama ini pengawas dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi guru di sekolah. Oleh karena itu cara dan pola bimbingan yang dilakukan oleh seorang pengawas PAI harus dirubah. Sebaiknya guru PAI tidak terlalu bergantung pada pengawas untuk memecahkan setiap masalah yang muncul dalam pembelajaran. Upaya sendiri lebih berkesan terpuji dan mulia ketimbang mengharapkan kepada orang lain. Kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan PAI di SMP Negeri 4 dan 14 Kota Kupang, oleh karena itu kepala sekolah perlu mengetahui dan memahami kurikulum PAI agar ia dapat memberikan dukungan bagi pelaksanaan kurikulum baik secara langsung maupun tidak langsung. Peningkatan SDM bagi guru PAI di sekolah umum sangat penting, oleh karena itu hendaknya Kantor Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kupang terus melakukan pendidikan, pelatihan dan pembinaan terhadap guru-guru PAI sehingga memiliki profesionalisme yang tinggi dan siap melakukan kreasi dan inovasi.

                                  Malang, 09 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar